Minggu, 27 Februari 2011

Bencana Longsor Melanda Bogor



Musibah longsor kembali terjadi ditempat pembuangan akhir atau TPA Galuga, Kampung Lalamping, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat kemarin. Akibat peristiwa bencana tersebut empat pemuling yaitu Wahyu yang berumur sekitar 12 tahun, Yanto yang berumur 7 tahun, Tirta yang berumur 11 tahun dan Komarudin yang berumur 17 tahun warga setempat tewas seketika dilokasi kejadian.
Menurut informasi yang diterima Type Approval Indonesia, tujuh pemulung lainnya yaitu M Yani yang berumur 20 tahun, Wardi yang berumur 16 tahun, Endang yang berumur 13 tahun, Heri yang berumur 15 tahun, Irvan yang berumur 11 tahun, Imam yang berumur 17 tahun, Titin yang berumur 20 tahun, mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Leuwiliang. Informasi tersebut menyebutkan, peristiwa naas itu terjadi pada pukul 14.30 WIB saat para pemulung melakukan aktivitas di atas tumpukan sampah sambul menunggu sebuah truk menumpahkan sampah.
Menurut kabar dari pengamatan Regulatory Approval Expert in Indonesia, tiba-tiba tebing dengan tinggi 6 meter runtuh dan menimpa mereka. Diduga tebing penyangga beton tersebut tak kuat menahan beban truk yang hendak menumpahkan sampah. Posisi mereka pada waktu itu dibawah, sedangkan posisi truk diatas para pemulung tersebut. Saya kaget mendengar triakan orang minta tolong, ujar Rahmat yang berumur sekitar 37 tahun warga kampung Lalamping dan sekaligus menjadi saksi mata kejadian tersebut.
Korban berhasil dievakuasi warga sekitar dan aparat desa setempat setengah jam kemudian. Namun nasib naas menimpa empat orang pemulung yang tidak berhasil diselamatkan, sedangkan ketujung orang lainnya selamat dan mengalami lika serius di bagian kepala dan kaki. Berdasarkan pemantauan, tanah penahan beton tersebut memang cukup rapuh dan tak ada fondasi maupun rangka beton.
Menurut Compliance Services Indonesia beton yang baru dibangun enam bulan lalu oleh pemerintah kota Bogor sedikit demi sedikit membuat tanah penahan tersebut mudah runtuh. Hal tersebut disebabkan truk silih berganti menurunkan sampah diatas beton seluas 60 meter persegi. Hingga kemarin lokasi kejadian masih dipasangi garis polisi. Polisi juga mengantisipasi lokasi tersebut agar tidak didatangi pemulung maupun warga yang ingin melihat tempat kejadian karena masih rawan longsor susulan akibat hujan yang terus mengguyur.
Sekedar pemberitahuan saja, TPA Galuga merupakan area pembuangan sampah kota atau Kabupaten Bogor. Peristiwa longsor tersebut merupakan kejadian yang kedua kalinya setelah sebelumnya terjadi pada tanggal 20 Februari yang lalu. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sekertaris Daerah Kabupaten Bogor Nurhayanti yang meninjau lokasi kejadian mengatakan, kejadian tersebut tidak mengganggu operasi pembuangan sampah.
Untuk menutup TPA tersebut, kami akan mengkaji terlebih dahulu bersama Pemkot Bogor, ujaranya. Sementara itu kepala Polres Bogor AKBP Tomex Korniawan mendesak Pemkab Bogor menutup sementara area pembuangan sampa tersebut pasca longsor. Hal tersebut demi keselamatan masyarakat, khususnya pemulung. Kalau melihat kondisi kontur tanah memang tidak memungkinkan untuk tempat landasan truk untuk membuang sampah, ujarnya.
Terkait dengan dugaan kelalaian dari TPA pengelola Galuga, Polres Bogor akan melakukan penyelidikan terlebih dahulu, apakah ada unsur kesalahan manusia atau murni kecelakaan, kalau ternyata ada sisi kelalaian dari pengelola, kami akan kenakan pidana, tandasnya. Sebelumnya warga Kampung Lalamping telah meminta pemerintah untuk menutup TPA Galuga Pasca longsor yang petama.
Warga mengaku khawatir, jika hujan deras kembali mengguyur wilayah Bogor, dapat dipastikan susulan longsor kembali terjadi menurut pengamatan Kanghari. Selain bahaya longsor, kami juga sudah lama meminta pihak terkait menutup TPA Galuga. TPA tersebut juga sudah menimbulkan penyakit karena tercemarnya air milik warga dan sering tercium bau busuk yang sangat menyengat menurut penuturan salah satu warga yang tinggal di Desa Lalamping.

Selasa, 14 Desember 2010

Sinar Matahari dan Vitamin D Kalahkan Kanker

Desliana Carolina
13/12/2010 20:01 | Penemuan Medikal
Liputan6.com, Paris: Sinar matahari dan makanan yang mengandung vitamin D dapat mengurasi risiko terserang kanker payudara hingga 43%, demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari the Centre for Research in Epidemiology and Population Health, seperti dilansir oleh Zee News, Ahad (12/12).

Penelitian yang melibatkan 67.721 wanita berusia 41 tahun sampai 72 tahun ini menemukan bahwa vitamin D memiliki zat antikanker yang juga dapat memperlambat penyebaran sel kanker. Wanita yang lebih sering bersentuhan dengan sinar matahari memiliki risiko terserang payudara 32-43% lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak.

"Hasil penelitian kami berhasil menemukan manfaat lain dari sinar matahari yang terkait dengan kanker payudara. Temuan kami menunjukkan wanita yang memiliki asupan vitamin D yang lebih tinggi akan memiliki risiko yang lebih kecil. Kami sebenarnya agak ragu untuk mempublikasikan hasil penelitian ini, mengingat kurangnya kewaspadaan masyarakat akan bahaya lain dari sinar matahari yang dapat menyebabkan kanker kulit," kata Pimpinan Penelitian the Centre for Research in Epidemiology and Population Health, Pierre Engel. (Vin)

Banyak Orang Miskin Terlupakan

 Suhatman Pisang dan Wahyudi

01/05/2010 16:02 | Kemiskinan
Liputan6.com, Tanjungjabung Timur: Hanya berbaring ke kiri dan kanan jika ingin tidur telentang, Mirza Gunawan bocah yang tinggal di Tanjungjabung Timur, Jambi, merasa tidak sanggup. Ini lantaran ia menderita pembengkakan kelenjar lendir di sekitar pantat.
Saat SCTV menjenguk, baru-baru ini, kondisi bocah berusia delapan tahun itu memburuk. Kakinya mengecil dan praktis tidak mampu beraktivitas. Bahkan, beberapa syaraf mati di sekitar pantat Mirza. Dia memang ditangani rumah sakit umum daerah, namun peralatan terbatas, jadilah Mirza mendapat perawatan seadanya. Kesedihan yang ditambah karena biaya berobat harus dibayar.
Di bagian lain negeri ini, kemiskinan masih menyergap sebagian besar warganya. Tepatnya di Kendal, Jawa Tengah. Siapa pun pasti miris dengan bayi bernama Misbahul. Ia seperti korban perang, kurus hanya tulang berbalut kulit.
Saat bernapas pun, Misbahul sangat menderita. Penderitaan yang tidak diinginkan kedua orangtua Misbahul yang hanya buruh tani, kepedihan yang semakin menyesakkan karena jatah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sudah habis. Artinya, orangtua Misbahul harus mencari biaya untuk buah hati mereka.
Mirza Gunawan dan Mizbahul, hanyalah potret buram kehidupan sebagian besar penduduk negeri ini. Kemiskinan yang berbaur dengan gemerlapnya pejabat negeri yang gemar korupsi. Korupsi yang merampas hak orang miskin.(ANS)

Delapan Puluh Ijazah Siswa Ditahan

Liputan6.com, Kulon Progo: Puluhan pelajar harus menerima kenyataan pahit pascaletusan Gunung Merapi. Karena Sekolah Menengah Kejuruan Maarif Wates mengeluarkan kebijakan, menahan sekitar 80 ijazah siswa yang lulus karena belum melunasi administrasi. Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menyayangkan peraturan itu.
Anggota Komisi IV DPRD Kulon Progo dari Fraksi Partai Amanat Nasional Kasdiono di Wates, Selasa (14/12) mengatakan, SMK Maarif Wates hendaknya memberikan kebijakan supaya lulusan dari keluarga tak mampu ijazahnya tidak ditahan. "Saya kira, kepala sekolah harus lebih bijaksana dalam melihat kondisi keuangan siswanya," kata Kasdiono yang menilai kebijakan itu tak berguna dan sangat berisiko.
Kasdiono mendukung jika pihak sekolah membantu siswa dari keluarga tak mampu berupa beasiswa. Atau alternatif lain yakni memberikan keringanan biaya sekolah. "Di Kulon Progo ini, sangat banyak beasiswa untuk siswa sekolah, bahkan anggaran pendidikan banyak tidak terserap dengan baik oleh Dinas Pendidikan. Jadi sangat miris ketika ijazah ditahan dengan alasan tidak memiliki uang untuk mengambil ijazah."
Sebelumnya Kepala Tata Usaha SMK Maarif Wates Sunaryo mengatakan, penahanan ijazah ini sangat dilematis bagi sekolah swasta yang sangat menggantungkan pendanaan untuk proses pembelajaran. Ia menuturkan, ijazah yang ditahan tetap dalam kondisi aman dan disimpan dengan baik, biasanya banyak yang ambil setelah bekerja dengan cara diangsur atau setelah punya uang baru diambil.(Ant/AIS)

SBY Disambut Unjuk Rasa di Surabaya

SBY Disambut Unjuk Rasa di Surabaya
Liputan6.com, Surabaya: Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Surabaya, Jawa Timur, disambut unjuk rasa mahasiswa Universitas Airlangga, Selasa (14/12) siang. Massa yang berdemonstrasi mengaku tidak puas dengan kinerja pemerintah. Mereka terlibat bentrok dengan polisi di Jalan Darmawangsa, Surabaya.
Bentrok bermula saat mahasiswa berusaha memblokade jalan tersebut dengan membakar ban bekas di tengah jalan. Hal itu dilakukan lantaran mahasiswa menduga Jalan Darmawangsa, akan digunakan Presiden untuk menuju Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Polisi yang berupaya memadamkan api dari ban yang dibakar mendapatkan perlawanan. Alhasil, baku hantam antara mahasiswa dan polisi tak terhindarkan.
Sejumlah mahasiswa anarkis ditangkap, tapi hal ini membuat kawan-kawan mereka kesal dan malah memblokade jalan utama kota itu yang berada di depan kampus. Demonstrasi ini mereda setelah Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya melepas mahasiswa yang sempat ditahan.
Sebelumnya, saat berorasi, mahasiswa menolak kapitalisasi pendidikan dan kesehatan. Selain itu, mereka menolak privatisasi minyak dan gas. Mahasiswa sekaligus menuntut pemerintah menuntaskan kasus korupsi dan masalah tenaga kerja Indonesia.(BJK/ANS)